27 Nov 2014

Cerita horor di penjara part 5

Ada kawan ane namanya RE
(inisial aja ya gan). Dia selalu
ditempatkan di Portir dari awal
kerja sampai sekarang (mungkin).
Di Portir itu posisinya enak gan,
tiap hari cuman nonton TV, baca
koran plus main HP doang
Buka tutup pintu, memeriksa para
tamu (sekarang dilakukan oleh
pegawai langsung gan sejak
zaman Pak Wamen), memeriksa
barang bawaan tamu sampai
mengutip (U know la/ tapi
sekarang katanya udah kagak ada
lagi gan sejak pak Wamen sering
Sidak ) dan lain sebagainya
dilakukan oleh napi tanping portir.
Dan yang paling enak dari posisi
si RE ini, kalau malam jam 10, dia
sudah tidur nyenyak. Setelah
semua pintu utama, pagar utama,
dan pintu sel portir dikunci sama
dia, siapapun yang datang dan
masuk ke dalam portir dia gak
perduli gan. Kecuali jika ada sidak
dari kanwil atau kepala penjara
masuk ke dalam. Kenapa begitu,
ya itu gan, semua dilakukan sama
tanping portir
Asal tahu aja gan, hampir semua
penjara yang ada di Indonesia
adalah peninggalan Kumpeni.
Selain kontruksinya bagus, bahan
yang digunakan pun gak kena
korupsi. Besi jeruji sel pun luar
biasa kuat dan padat dan berat
gan. Ane rasa, kalau semua jeruji
besi di Penjara ini dijual ke tukang
loak, agan bisa jadi miliarder
seketika gan hehehehe
Ane sebenarnya kurang pecaya
awalnya dengan cerita kumpeni
yang ada di ruang Portir ini gan.
Tapi suatu saat ane apes juga.
Ane lupa entah malam keberapa
bulan puasa, tapi pokoknya mau
dekat-dekat hari raya la klo gak
salah. Saat ane berada di Pos
atas, Ane sesak BAB gan, luar
biasa mulas, entah makan apa ane
abis bukaan tadi. Akhirnya ane
turun dari pos setelah minta izin
sama Danregu.
Posisi Kamar Mandi untuk pegawai
itu sebelah kanan Portir di antara
ruang-ruang kantor. Nah, ane
puas-puasin deh di dalam toilet.
Agan tahu la gimana bau toilet di
Indonesia ini. Anehnya, toilet yang
ane masukin itu wanginya lain
(beda dengan pengharum ruangan)
dan ane kira sudah dipasangi
pengharum Kamar Mandi. Ane
sapu pandangan ane tu di dalam
bilik toilet, sama sekali gada
pengharum KM. Jadi baunya
darimana ini? Ah yasudahlah ane
fikir yang penting bisa BAB. Ane
gak mau mikir macam2.
Tiba-tiba saja, bilik toilet di
samping ane ada orang berdehem
berulang kali lalu menyiram air ke
itu toilet berulang-ulang.
Perasaan saat ane masuk ke dalam
toilet gada siapapun, semua
biliknya kosong la. Soalnya ane
bisa bebas memilih mau pakai
bilik yang mana. Kamar Toilet
tempat ane kerja cuma ada dua
bilik, dimana tingginya hanya
sebatas leher dan sebuah cermin
plus washtafel untuk cuci tangan.
karena ane agak malasan buat
ngobrol, apalagi di dalam Kamar
Mandi, ane gak minat untuk
menyapa orang di bilik sebelah.
Ane masih gada perasaan apa-apa
waktu itu.
Setelah ane dari toilet, ane
melewati Portir mau kembali ke
Pos Danregu. Sambil berlalu ane
sapa teman ane yang sedang
nonton TV di Portir "Wangi ya bro
parfum lu"
"Parfum apaan?" tanya dia lagi
heran
Ane pergi berlalu saja gan, tokh
cuma sapaan sambil lalu saja
Tapi akhirnya ane merasa aneh
saat ane melapor kembali ke Pos
Danregu. Kami berjaga berlima,
tetapi saat apel malam tadi,
satupun tidak ada yang memiliki
bau semisal yang ane cium di
kamar mandi tadi. Apalagi dari
portir tadi. Sedang toilet pegawai,
satupun tanping gak berani makai.
Ane coba berfikir positif saja. Kali
aja ada perwira piket malam yang
tadi di dalam Kamar Mandi.
Soalnya kantor perwira piket di
samping toilet gan. Dan perwira
piket pun gak pernah apel bersama
kami.
Ane kembali naik ke pos 2.
Beberapa jam di Pos, ane kembali
mules-mules gan. Akhirnya ane
turun lagi ke bawah tanpa
sepengatahuan Danregu. Kalau ane
tunggu Danregu, bisa-bisa ane
pup di pos atas
Ane lihat jam masih jam 1 malam.
Saat itu hujan gerimis gan. Dan
regu ane udah pulas ngorok di
Pos-nya. Semuanya udah pada
tidur. Kecuali dua orang tanping
yang sedang tidur ayam sambil
nonton TV dibalik sarung yang
dipakainya.
Saat ane turun itulah ane perhatiin
tu kantor perwira gelap gulita gan.
Ane lihat dari lubang angin di atas
pintu. Berarti Pak SS enggak
masuk malam ini. Perasaan ane
mulai gak enak. Niat mau BAB
hampir hilang gan
Ane pasrah aja la. Ane tetap
masuk ke dalam toilet. Sendirian
pula. Fikiran ane mulai macam-
macam berkelibat. Ane benar-
benar takut tengah mati gan, klo
tiba-tiba ada yang main cilukba
dari atas bilik sama ane. Atau ada
yang nepuk pundak ane dari
belakang. Harapan ane cuman
satu : Jangan Sampai Mati Listrik.
Bisa pingsan ane di dalam, ane
fikir begitu.
Selesai BAB, ane buru-buru naik
ke pos kembali karena ane takut
kalau Danregu tiba-tiba kebangun.
Ane rebahan kembali di kasur Pos
atas. Lantai Pos ini luasnya gak
lebih dari 1,5m x 2m, namun dibagi
dua untuk tangga dalam sehingga
hanya bersisa 1,5mx 1m untuk
rebahan. Jadi kami naik pos bukan
dari luar, tetapi dari dalam Pos itu
sendiri, terutama untuk
menghindari napi yang coba-coba
mau naik. Kaki ane selalu ditekuk
kalau mau tiduran di Pos Atas.
Ketika ane mau berusaha
memejamkan mata buat mau tidur,
ane mulai dengar suara keresek-
keresek dari balik kasur ane. Ane
curiga ada binatang kecil di balik
kasur ane. Ane bolak-balik tu
kasur, gada apapaun. Ane
berusaha menutup mata lagi untuk
tidur, eh suara keresek-keresek
itu muncul lagi. Suaranya seperti
agan mencakar-cakar tikar plastik,
seperti itulah suaranya. Ane
bolak-balik lagi itu kasur, kali aja
ada sesuatu, tetap gada apapun
gan. Sial, ane membatin, mau tidur
pun susah
ane keluar mau ke balkon, mau
kencing dari Pos Atas
Belum lagi ane turunin reseleting,
dengan mata yang masih puyeng-
puyeng, sayup-sayup ane dengar
suara ribut di bawah pos ane.
Rupanya ada banyak tentara
berbaris rapi di bawah Pos ane di
jalan setapak antara pos 2 dan
Pos 3 di samping aula. Kaki
mereka seakan melayang di udara,
ane tahu karena di atas paret yang
selebar 1 meter pun mereka dapat
bediri. Ane terpaku dan diam. Tu
tentara memakai topi lancip di
belakang dan mengenakan
seragam warna biru bercelana
putih. Mereka baris rapi
membelakangi ane sembari
memanggul senjata di pundaknya.
Anjrit ane fikir. Yang paling depan
duduk di atas pelana kuda
berwarna hitam. Mereka ada
sekitar dua puluhan ane rasa.
Suara hentakan kaki mereka begitu
ribut tapi pos Dan regu seperti gak
mendengar apa-apa
Sembari jongkok ane masuk
kembali ke dalam Pos. Ane intip
dari balik jendela kaca nako di
dalam Pos. Jantung ane mulai
berdegup. Dengan santai aja
mereka jalan menembus Dinding
Pos 3 dan menghilang begitu aja
gan. Keringat mengalir di kaos
ane, basah. Ane terdiam. Ruang
Pos yang dingin berubah menjadi
Panas gan. Ane gak bisa tidur
malam itu. Ane masih ingat suara
seringai kuda hitam itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar